7 Cara mendesain tampilan yang menjual dan pilih kemasan makanan

Produk yang lezat sering kalah di rak karena tampilannya kurang menarik dibandingkan pesaing. Dengan desain tepat dan kemasan yang pas, makanan Anda akan terlihat lebih profesional, higienis, dan layak dijual dengan harga yang pantas.

Artikel ini menjelaskan langkah praktis untuk menggabungkan tampilan visual, fungsi kemasan, dan pesan brand agar produk lebih mudah dilihat dan diingat pelanggan.

1. tetapkan identitas brand sebelum menyentuh desain

Banyak pelaku usaha makanan langsung memesan kemasan tanpa memperjelas identitas brand. Hasilnya desain terasa generik, mudah tertukar, dan sulit membangun loyalitas pelanggan.

Mulailah dengan menjawab beberapa pertanyaan sederhana:

  • Siapa pelanggan utama Anda (kantoran, mahasiswa, keluarga, anak-anak)?
  • Nilai apa yang ingin ditonjolkan (rumahan, premium, sehat, pedas, praktis)?
  • Suasana apa yang ingin dirasakan pelanggan saat melihat kemasan (hangat, fun, elegan, segar)?

Dari jawaban tersebut, tentukan tiga hal inti: warna utama brand, gaya bahasa, dan karakter visual (minimalis, playful, tradisional, modern). Ketiganya jadi panduan saat mendesain label, memilih font, dan menyusun tata letak.

Contoh: untuk sambal rumahan pedas, gunakan merah hangat, font tegas namun mudah dibaca, dan copy singkat yang menonjolkan rasa serta tingkat kepedasan.

2. gunakan prinsip desain visual yang sederhana tapi kuat

Desain yang menjual tidak harus ramai. Desain penuh teks dan ornamen malah membuat pelanggan sulit menangkap informasi penting dalam beberapa detik.

Terapkan prinsip dasar berikut:

Gunakan hierarki visual yang jelas

Bayangkan mata pelanggan membaca dari jauh ke dekat. Urutannya biasanya seperti ini:

  • Nama produk / brand (paling menonjol)
  • Jenis produk (contoh: “Ayam Geprek Frozen”, “Kacang Bawang Premium”)
  • Keunggulan utama singkat (“Tanpa Pengawet”, “Siap Goreng 5 Menit”)
  • Detail pendukung (komposisi, berat bersih, tanggal kedaluwarsa)

Atur ukuran dan ketebalan font supaya informasi tersusun rapi. Hindari lebih dari dua jenis font pada satu kemasan untuk menjaga konsistensi.

Pilih warna yang mendukung rasa dan segmen harga

Warna memengaruhi persepsi rasa dan kualitas. Misalnya, hijau dan putih memberi kesan sehat dan segar, sedangkan hitam dan emas memberi kesan premium.

Untuk produk pedas, merah dan oranye menonjolkan sensasi panas. Untuk makanan manis, kombinasi pastel memberi kesan lembut dan ramah keluarga. Pastikan kontras latar dan teks cukup agar tulisan mudah dibaca.

Jika anggaran terbatas, pakai palet sederhana: satu warna utama dan satu sampai dua warna pendukung. Ini mempermudah cetak dan menjaga konsistensi di berbagai ukuran kemasan.

Perjelas informasi penting dengan layout rapi

Di Indonesia, konsumen makin memperhatikan komposisi, izin edar, label halal, dan tanggal kedaluwarsa. Letakkan informasi wajib di area mudah ditemukan tanpa mengganggu tampilan depan.

Buat pemisahan area: depan fokus pada visual dan pesan singkat, belakang atau samping untuk informasi detail. Gunakan ikon sederhana (contoh: ikon panci untuk cara penyajian) agar pembaca cepat memahami informasi.

3. strategi pilih kemasan makanan: bahan, bentuk, dan fungsi

Desain visual yang menarik harus berjalan seiring fungsi kemasan. Kemasan yang cantik tapi bocor atau sulit dibuka akan merusak pengalaman pelanggan.

Sesuaikan bahan dengan jenis produk dan daya tahan

Untuk produk berkuah, pilih bahan tahan minyak dan cairan seperti plastik food grade tebal atau kertas berlapis dengan inner plastik. Untuk makanan kering, standing pouch dengan zipper sering praktis.

Pertimbangkan juga kebutuhan pengiriman. Jika mengandalkan ekspedisi atau ojek online, pilih kemasan yang tahan tekanan dan guncangan untuk mengurangi risiko komplain dan retur.

Pastikan bahan berlabel food grade dan aman kontak langsung dengan makanan. Jika memakai kemasan sekunder (misalnya paper bag), jaga kualitasnya agar mendukung citra produk.

Pilih bentuk kemasan yang memudahkan penggunaan

Kemasan yang baik tidak membuat pelanggan bingung saat membuka, menyimpan, atau menyajikan produk. Beberapa panduan praktis:

  • Apakah mudah dibuka tanpa alat khusus?
  • Apakah bisa ditutup kembali jika tidak habis?
  • Apakah bentuk memudahkan penyimpanan di kulkas atau rak?
  • Apakah praktis dibawa tanpa mudah rusak?

Untuk frozen food, kemasan datar yang mudah ditumpuk di freezer lebih disukai. Untuk kue kering untuk hadiah, box kokoh yang bisa dibuka-tutup memberi kesan bernilai.

Jika bekerja dengan pemasok, gunakan kriteria evaluasi pemasok kemasan agar kualitas bahan, ketepatan ukuran, dan konsistensi warna tetap terjaga.

Seimbangkan biaya produksi dan persepsi harga jual

Kemasan terlalu sederhana bisa membuat produk terlihat murah, sementara kemasan mewah bisa memangkas margin. Cari titik tengah sesuai harga jual dan target pasar.

Buat simulasi: hitung biaya kemasan per satuan. Misalnya, jika produk dijual Rp25.000 per pack, tentukan apakah biaya kemasan wajar di kisaran 5 sampai 10 persen dari harga jual, sesuai positioning brand.

Bandingkan beberapa opsi: bahan sedikit lebih premium dengan desain minimalis sering lebih menguntungkan daripada bahan murah yang butuh cetak penuh warna.

4. uji coba, kumpulkan masukan, lalu perbaiki bertahap

Kemasan yang efektif jarang sempurna pada versi pertama. Biasanya kemasan terbaik lahir dari uji coba kecil dan perbaikan bertahap berdasarkan data nyata.

Lakukan uji kecil ke pelanggan yang sudah mengenal produk

Sebelum cetak massal, lakukan tes dengan sampel kemasan:

  • Tunjukkan beberapa alternatif desain ke pelanggan tetap dan minta mereka memilih yang paling menarik.
  • Tanyakan apakah informasi di kemasan mudah dibaca dan dipahami.
  • Amati cara mereka membuka, menyimpan, dan membawa kemasan.

Catat komentar yang sering muncul. Jika banyak yang menyebut tulisan terlalu kecil atau warna terlalu gelap, jadikan itu prioritas perbaikan.

Perhatikan dampak kemasan terhadap penjualan

Setelah kemasan baru digunakan, pantau indikator seperti frekuensi repeat order, feedback pelanggan, dan perbandingan penjualan sebelum dan sesudah perubahan. Anda juga bisa minta review singkat di chat setelah pelanggan menerima produk.

Jika penjualan naik setelah desain baru, cermati elemen yang kemungkinan paling berperan, apakah warna lebih kontras, label lebih jelas, atau bentuk lebih praktis. Pemahaman ini membantu pengambilan keputusan pada pembaruan berikutnya.

Penting menyimpan file desain dan spesifikasi teknis kemasan dengan rapi. Dengan begitu, saat berganti percetakan atau pemasok, konsistensi warna, ukuran, dan material tetap terjaga.

Dengan menggabungkan identitas brand yang jelas, desain visual terarah, pemilihan bahan dan bentuk yang tepat, serta uji coba terukur, kemasan bisa menjadi aset kuat untuk meningkatkan daya tarik dan kepercayaan pada produk makanan Anda.

Jika Anda mulai menata ulang tampilan dan kemasan secara bertahap, dampaknya akan terlihat jelas pada persepsi pelanggan terhadap kualitas usaha Anda.

Pelajari pilihan kemasan kami: https://gpack.co.id

Comments are disabled.